Postingan

Habis Energy

Udah lama gak nulis, kepikiran aja tiba-tiba mau nulis lagi. Jadi ceritanya kemarin abis kenalan dengan laki-laki baik. Baru pertama ketemu memang, sepanjang cerita 80% dihabiskan dengan cerita tentang lagu kesukaan dan hobbynya setiap hari. Tidak ada yang salah. Percakapan berjalan smooth, saya pun lancar menimpali setiap topiknya. Tanpa sadar jam sudah menunjukan pukul 9.54 PM, 6 menit lagi masuk pukul 10.00 PM kami sepakat untuk menyudahi pertemuan kami dipukul tersebut. Lalu tanpa sadar waktu lewat 15 menit jadi pukul 10.15 PM. Kami pulang masing-masing setelah berpamitan. Saya sampai rumah sekitar jam 11.30 PM. Ada makanan Sate yang sudah dihidangkan oleh Ibu untuk makan malam, karena beliau tahu hari itu saya berpuasa. Tapi tubuh terasa lelah sekali, berniat untuk rebahan sebentar malah bablas jadi tidur lelap sampai pagi. Bangun-bangun tubuh rasanya lelah seperti habis angkat beban berat. Hari ini terasa lelah sekali sampai-sampai tidak ingin mengerjakan apapun. Asumsi saya, men...

Ekspektasi

Membuat ku semakin bersemangat dan berambisi. Hingga aku lupa bahwa ekspektasi hanya bagian dari rencana yang dibuat oleh manusia. Saat ia tak berjalan mulus, aku kecewa bukan main. Padahal rencanaku hanya sejimpit dibanding rencana-Nya yang jauh luar biasa. Biar, Biar kecewaku jadi pelajaran. Biar kecewaku jadi pengalaman. Bahwa aku tak bisa terus-menerus menyalahkan keadaan, dan hidup tetap harus berjalan.

Si kompetitif yang butuh dibully

Saya terlalu percaya diri, hingga lupa kadang menonjolkan kelemahan yang membuat saya diejek. Bahkan orang terdekat saya menganggap kelebihan yang saya punya menjadi bahan olok-olokan. Sekali, dua kali, tiga kali, saya masih ikut tertawa bersama mereka. Namun saat sudah keterlaluan dan sering terjadi, saya menjadi marah tak terkendali. Bukan mereka yang salah. Saya yang kurang pandai memantaskan diri, pada mereka yang kurang menghargai. Tapi terkadang, bully dari mereka membuat saya terus memperbaiki diri. Hingga saya menyadari, bahwa yang membentuk pribadi saya hingga saat ini, adalah mereka yang sering sekali membully. Satu tangga mereka lontarkan maki, dua hingga tiga tangga saya lampaui. Malah pujian membuat saya semakin mundur, karna terlalu merasa bersyukur. Hingga angkuh dan lupa, bahwa masih ada langit diatas langit. Pernah salah satu atasan saya dulu, menggoda saya karna Sales saya kurang dari teman saya. Dan berhasil. Saya pribadi kompetitif yang tidak in...