Saya terlalu percaya diri, hingga lupa kadang menonjolkan kelemahan yang membuat saya diejek. Bahkan orang terdekat saya menganggap kelebihan yang saya punya menjadi bahan olok-olokan. Sekali, dua kali, tiga kali, saya masih ikut tertawa bersama mereka. Namun saat sudah keterlaluan dan sering terjadi, saya menjadi marah tak terkendali. Bukan mereka yang salah. Saya yang kurang pandai memantaskan diri, pada mereka yang kurang menghargai. Tapi terkadang, bully dari mereka membuat saya terus memperbaiki diri. Hingga saya menyadari, bahwa yang membentuk pribadi saya hingga saat ini, adalah mereka yang sering sekali membully. Satu tangga mereka lontarkan maki, dua hingga tiga tangga saya lampaui. Malah pujian membuat saya semakin mundur, karna terlalu merasa bersyukur. Hingga angkuh dan lupa, bahwa masih ada langit diatas langit. Pernah salah satu atasan saya dulu, menggoda saya karna Sales saya kurang dari teman saya. Dan berhasil. Saya pribadi kompetitif yang tidak in...